Lihat foto penampakan jama dulu masrayakat Pedalaman pulau nias. Dulu ayah saya sekitar tahun 70an masih sempat bertemu dengan pemuda warga ...
Lihat foto penampakan jama dulu masrayakat Pedalaman pulau nias. Dulu ayah saya sekitar tahun 70an masih sempat bertemu dengan pemuda warga pedalam yang mengikuti tradisi berburu kepala ini (Emali) maklum kampung saya agak dekat dengan kampung yang memiliki tradisi tersebut jadi wajar jika memiliki kenalan salah satu anggota pemburu singat cerita... Bapak ini (pemburu) memperingati bapak saya untuk sembunyi dl supaya tidak bertemu pemburu yang lain dan jadi target buruan. Dan dari tutur beliau berburu kepala manusia sangat penting bagi mereka, sangat menunjang Drajat sosial mereka di tengah" masyarakat mereka cmn berburu kepala bukan harta dan semakin tinggi sosial buruan maka nilai buruan itu sangat tinggi dan kala itu puluhan pemuda perkampungan mereka di suruh berburu oleh kepala suku saat itu. Dan katanya lagi tiap periode keberangkatan pemburu dari puluhan/belasan orng yg pergi berburu banyak dari mereka yg tidak pulang lagi karna banyak yg terbunuh saat berburu. Tradisi tersebut seiring waktu, peraturan pemerintah mulai memasuki pelosok, misionaris agama mulai menyentuh wilayah pedalam.... Tradisi berburu kepala ini hilang.... Hingga dr tahun 90an blm pernah ada kabr para pemburu ini lagi.
Sekarang bapak saya sudah berumur ± 70 tahun sudah tak bisa kemana" lagi cmn bisa ddk di kursi roda lantaran penyakit stroke.... Namun kejadian masalampaunya itu sangat melekat dlm benaknya... Baginya dikala itu pertolongan Tuhan tidak jadi salah satu korban pemburu kepala.
Indonesia merdeka tahun 45 dimana warga perkotaan mulai menikmati perlindungan pemerintah mulai hidu dengan tentram, tapi kami orang pedalaman pulau Nias orangtua kami kakek buyut kami yg sempat hidup di bawah tahun 75-80 harus berjuan keras melindungi diri dan anggota keluarga yang lain dari jadi buruan atau melawan pemburu...