post-feature-image
HomeBERITA

Kreasi Dosen ITB Bikin Alat Kedokteran Ventilator Versi Murah

Ventilator Salman Minggu 05 April 2020 Oleh : Dahlan Iskan Dosen ITB ini tidak terkena Covid-19, tapi mengisolasi diri di Masjid Salman...

Pelatihan Batik Digital Di Jogja
Temuan Baru Situs Kepung Kediri
Foto Jadul Ronaldo Ke Indonesia
Ventilator Salman

Minggu 05 April 2020
Oleh : Dahlan Iskan

Dosen ITB ini tidak terkena Covid-19, tapi mengisolasi diri di Masjid Salman, ITB, Bandung.

Di situ sang dosen merenung: bagaimana bisa membantu penderita Covid-19. Sesuai dengan keahliannya.


Maka terciptalah ventilator made in Indonesia. Namanya: Vent-I.

Inilah alat kesehatan yang sangat diperlukan saat ini --di samping alat pelindung diri (APD). Sampai-sampai Presiden Donald Trump bertengkar dengan para gubernur di Amerika. Ya gara-gara semua rumah sakit kekurangan ventilator.

Akhirnya Trump menggunakan UU pertahanan: minta pabrik mobil Ford, GM, dan pabrik turbin GE memproduksi ventilator.

Itu pun sulit sekali.

Jumlah yang meninggal akibat Covid-19 di Amerika terus membumbung. Sampai kontainer berpendingin dijajar di halaman rumah sakit di New York: dijadikan kamar mayat tambahan.

Itu pula yang dibayangkan Dr. Ir. Syarif Hidayat --dosen ITB yang lagi lockdown di Masjid Salman itu.

”Sudah dua minggu ini saya tidak pulang. Siang malam mengerjakan rancangan ventilator ini,” katanya.

Tim mengerjakan model Vent-I di lantai komplek Masjid Salman. (Dok. Syarif Hidayat)

Saya ternyata pernah beberapa kali bertemu Dr. Syarif Hidayat. Dulu. Saat beberapa kali ke ITB --untuk memberikan kuliah umum.

Ventilator penemuan Syarif ini sudah mendekati babak final.

Kemarin tim dari Kementerian Kesehatan sudah datang ke Masjid Salman. Untuk menguji ventilator pertama made in Indonesia itu. Alat tersebut dikalibrasi. Diuji. Dites. ”Mudah-mudahan beberapa hari lagi izin dari Kementerian Kesehatan keluar,” ujar Syarif.

Syarif sangat optimistis. Ia sudah konsultasi dengan tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.

Unpad sudah memberikan rekomendasi. Alat tersebut bisa dipakai. Bisa berfungsi.

Dengan rekomendasi FK Unpad itulah Syarif maju ke Kementerian Kesehatan.

Lewat tengah malam, ketika ide ventilator itu lahir, Syarif perlu uang untuk membuat modelnya. Tapi ia tidak mau jauh-jauh mencari dana. Itu terlalu lama dan rumit. Ia minta saja uang ke pengurus Masjid Salman. Menggunakan dana masjid.

Syarif Hidayat dg tim di salah satu ruang Masjid Salman (Dok. Syarif Hidayat)

Itu tidak sulit. Syarif sendiri pernah menjadi ketua takmir Masjid Salman. Bahkan dua periode. Ia tahu uang yang ia minta itu masih dalam kemampuan masjid. Dan ia optimistis karyanya itu tidak akan sia-sia.

Saya percaya itu. Saya pun langsung memesan 50 buah. Agar proyek Syarif ini cepat berkembang.

Saya tahu ventilator Syarif ini --ia memberi nama Vent-I, singkatan dari Ventilator Portable Indonesia-- bukan yang sangat wah. Wujud fisiknya tidak akan secantik ventilator bikinan luar negeri. Yang sudah kompak itu.

Tapi saya setuju: yang terpenting adalah fungsinya.

Syarif sendiri tidak mau memberikan harapan yang berlebihan. ”Vent-I ini khusus untuk pasien yang di luar ICU,” katanya.

Justru itu yang penting. Terutama dalam keadaan wabah seperti ini. Sedapat mungkin pasien dicegat dulu di ruang perawatan. Jangan sampai banyak yang masuk ICU. Tidak akan ada ICU yang mampu menampung.

Tanpa bantuan ventilator, oksigen yang masuk tubuh sangat minim. Akhirnya fungsi bagian-bagian tubuh yang lain terganggu. Ujung-ujungnya pasien menjadi gawat --harus masuk ICU.

Padahal, saat ini, umumnya rumah sakit hanya punya dua ventilator. Maksimum tiga buah --khusus di rumah sakit besar. Itu pun hanya ada di ICU. Praktis tidak ada rumah sakit yang punya ventilator di luar ICU.

Itu lantaran harga ventilator memang mahal. Bisa mencapai Rp 300 juta/unit. Memang sudah ada ventilator portable. Bikinan Tiongkok. Yang harganya bisa Rp 25 juta/unit. Tapi, kini, tidak ada barangnya. Jadi rebutan sedunia.

New York saja, satu kota, memerlukan 70.000 ventilator saat ini. Sampai-sampai Trump tidak percaya. Dikira satu rumah sakit hanya perlu dua atau tiga ventilator.

Kelangkaan itu pula yang membuat rumah sakit mulai bikin skenario darurat: pasien yang sudah tidak ada harapan jangan diberi ventilator. Atau ventilator yang sudah terpasang pun dicabut saja. Kalau pasien yang sudah lama dipasangi ventilator itu tidak mendapat kemajuan.

Itulah yang dibayangkan Syarif: jangan sampai terjadi. Kelangkaan ventilator harus diatasi. ”Kalau perlu ventilator ini bisa dipakai Indonesia untuk meningkatkan diplomasi,” kata Syarif.

Ia yakin Indonesia bisa ekspor Vent-I besar-besaran.

Untuk itu Syarif membuka diri: silakan saja. Siapa pun yang punya kemampuan bisa memproduksi Vent-I.

Syarif memperkirakan pabrik elektronik seperti Polytron dan pabrik mesin seperti Pura Barutama mampu mengerjakannya.

Demikian juga BUMN seperti PT Dirgantara Indonesia dan PT Len Bandung. Syarif siap menyerahkan gambar desain yang siap produksi.

Syarif sudah memikirkan rantai pasoknya. Ia sudah menghindarkan diri dari sistem pasok alat kesehatan. Agar komponen Vent-I itu mudah didapat di pasar bebas.

”Kalau menggunakan komponen alat-alat kesehatan tidak mungkin lagi. Sudah langka di seluruh dunia,” katanya.

Misalnya saja pompa. Syarif memakai pompa air yang ada di pasar. Demikian juga selang. Syarif menggunakan selang mesin cuci baju itu.

Biaya total satu unit Vent-I ini bisa ditekan menjadi sekitar Rp 12,5 juta. Sangat hemat untuk negara-negara miskin.

Tentu Syarif masih menunggu izin edar dari Kemenkes. Beberapa hari lagi. Tim Kemenkes sendiri sudah sangat proaktif. Mereka yang sudah datang ke Bandung.

Teman-teman Syarif di ITB tidak heran atas penemuannya kali ini. Syarif dikenal sebagai dosen yang sering menemukan teknologi baru.

Ventilator ini, kata seorang temannya, segini bagi Syarif --sambil teman itu menjentikkan jari kelingkingnya.

Syarif pernah menemukan teknologi kapal. Khusus untuk memasang kabel bawah laut. Kabel listrik maupun kabel optik.

Sebutkan di mana ada kabel bawah laut --di situ pasti ada nama Syarif Hidayat.

Ia itu Si Doel Anak Betawi dalam versi yang cerdas dan kreatif. Ia lahir di Jakarta. Hanya SMA-nya di SMAN3 Bandung. Lalu masuk tehnik elektro (arus kuat) ITB. Gelar masternya juga diraih di ITB. Sedang gelar doktor ia peroleh dari Tokyo University, Jepang.

Waktu saya telepon kemarin, Syarif masih terus di lokasi lockdown-nya. Salat malamnya pun dilakukan di bengkel daruratnya itu, di Masjid Salman itu.

Nikmat apa lagi yang masih akan kita dustakan dari Masjid Salman ini. (Dahlan Iskan)

https://www.disway.id/r/889/ventilator-salman


Nama

akordeon akordion alat cukur alat musik Alat tukang Almari alu Ampli ampli gitar antik artikel asam urat asbak baki Ballpoint bandung batu akik Bel bel andong belati Bell Berira BERITA berita & artikel binocular bmw bogor Boneka borgol botol bsa BTS Tower bukittinggi buku c50 C70 Camera video cangkir ceret cermin cetakan cirebon classic Corolla cukit cukuran Dakon demak depok dinamo dinamo sepeda diorama Dipan dkw Dokar dokumen dongkrak Doop drum elektronik emblem fiat foto furniture gading gagang pintu Game watch gantungan Gauswheel gebyok Gelas Gembok Gerobak Gilingan keju gilingan kopi Gitar Gitar elektrik Gitar listrik globe gosokan gramaphone guci gunting Gus Baha' Handle pintu hape headset helm herbal hiasan Holden Honda hp humor Ibanez info Iras jadul jakarta jaket jam Jam dinding jam tangan jember jendela jirigen jogja joglo kaca kacamata Kalkulator kalung kamera Kamera video kapstok kaset kayu kediri kendal kesehatan kinangan Kipas angin klakson klasik klaten klonengan sapi koin Kombi koper Korek kotak kudus kuliner Kunci kuningan kursi Kursi tamu kusen Lambretta lamongan lampu Lampu dokar lampu minyak lampu sepeda lampung langka Lelang Lemari lepek logam lokomotif lowongan lumpang madiun magelang magetan mainan majalah malang malng mangkok Marmer maskot mebel meja Meja kursi mesin hitung mesin jahit mesin kasir mesin ketik mic Miniatur mobil Mobil-mobilan moped motor musik nampan ngawi organ p50 Pagar Pajangan part motor patung patung kayu pedang pekalongan peluit peluru penggulung pensil penyakit peralatan perhiasan Peti peti kayu petromax Photo piano piringan piringan hitam pisau Pistol plang plang nama Plymouth promo Properti proyektor radio Rak Resep Robot Rumah sablon sabuk Sadel salatiga Salon speaker Sehat Sejarah semarang semprong senapan sendok senjata senter sepeda Sepeda anak sepeda-anak sepur Serut serutan pensil setrika sidoarjo sirine solo spion sragen stempel Stir stopwatch Stroller surabaya surat tangsel tape Tape deck tape perekam tape recorder tas tegal teko telephone telpon termos Terompet timbangan Topi Toples tower SST tv uang ukiran vespa Vw wadah walkman Wisata wonosobo
false
ltr
item
LAPAK BARANG ANTIK: Kreasi Dosen ITB Bikin Alat Kedokteran Ventilator Versi Murah
Kreasi Dosen ITB Bikin Alat Kedokteran Ventilator Versi Murah
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipil_0iP2FdX3vUzl3_WfJsWEJf4LJCtn70X_ERXsoSMDH297MZ3lVCaFNbIdhnsuozZe7wk_a0-RCX80t8a8RRPH70qh83WQ5r_Nk_5AJ0TSmTTop8r16ukgv7NjLTWLCrlavK4V6KAm9/s320/FB_IMG_1586084687009.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipil_0iP2FdX3vUzl3_WfJsWEJf4LJCtn70X_ERXsoSMDH297MZ3lVCaFNbIdhnsuozZe7wk_a0-RCX80t8a8RRPH70qh83WQ5r_Nk_5AJ0TSmTTop8r16ukgv7NjLTWLCrlavK4V6KAm9/s72-c/FB_IMG_1586084687009.jpg
LAPAK BARANG ANTIK
https://lapak-barangantik.blogspot.com/2020/04/kreasi-dosen-itb-bikin-alat-kedokteran.html
https://lapak-barangantik.blogspot.com/
https://lapak-barangantik.blogspot.com/
https://lapak-barangantik.blogspot.com/2020/04/kreasi-dosen-itb-bikin-alat-kedokteran.html
true
4768204154691306255
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago