Cerita Gombloh.... Ketika menikah dengan gadis desa berparas elok asal Blitar bernama Wiwiek, Gombloh belumlah tenar. Album-albumnya belum...
Cerita Gombloh....
Ketika menikah dengan gadis desa berparas elok asal Blitar bernama Wiwiek, Gombloh belumlah tenar. Album-albumnya belum begitu diburu orang karena Gombloh sedemikian keras berkutat dengan idealismenya terkait lagu dengan lirik yang berat dan cenderung puitis-filosofis. Akibatnya, pada masa awal pernikahan, mereka berdua hidup dengan penuh kesederhanaan.
Saat mengontrak rumah sederhana di Rungkut, Surabaya, bahkan sebuah meja untuk penghias ruang tamu saja mereka belum mampu untuk membelinya. Itulah sebabnya ketika mendengar ada tamu-tamu yang datang, Gombloh dan istrinya berinisiatif menjajarkan kardus-kardus bekas, kemudian menutupnya dengan taplak. Jadilah meja!
Ironisnya, ketika tamu-tamu itu datang, salah seorang diantara mereka menumpukan kedua lengannya diatas meja jadi-jadian itu. Walhasil, meja kardus penyok, sang tamu terjengkang, minuman yang disuguhkanpun tumpah membasahi bajunya.
Gombloh membantu tamu bernasib malang itu untuk berdiri dan segera membersihkan tumpahan air minum.
"Wah, mohon maaf, memang kami belum punya meja...," Ucap istrinya. Meski begitu, kejadian itu membuat gemuruh tawa seisi ruang tamu. Selanjutnya, ketika tamu-tamu itu pulang, Gombloh terlihat merenung seorang diri. Masa-masa awal pernikahan, kesulitan ekonomi dan perenungannya itu membawa Gombloh masuk ke dalam periode dimana ia menekan idealismenya dan mulai berkompromi dengan selera pasar.
"Saya harus cari rejeki buat keluarga..."
#gombloh #soedjarwotosoemarsono #memoriesofgombloh #mogers #legendasurabaya #musisilegendaris #musisijadul #musisisurabaya
Link
Ketika menikah dengan gadis desa berparas elok asal Blitar bernama Wiwiek, Gombloh belumlah tenar. Album-albumnya belum begitu diburu orang karena Gombloh sedemikian keras berkutat dengan idealismenya terkait lagu dengan lirik yang berat dan cenderung puitis-filosofis. Akibatnya, pada masa awal pernikahan, mereka berdua hidup dengan penuh kesederhanaan.
Saat mengontrak rumah sederhana di Rungkut, Surabaya, bahkan sebuah meja untuk penghias ruang tamu saja mereka belum mampu untuk membelinya. Itulah sebabnya ketika mendengar ada tamu-tamu yang datang, Gombloh dan istrinya berinisiatif menjajarkan kardus-kardus bekas, kemudian menutupnya dengan taplak. Jadilah meja!
Ironisnya, ketika tamu-tamu itu datang, salah seorang diantara mereka menumpukan kedua lengannya diatas meja jadi-jadian itu. Walhasil, meja kardus penyok, sang tamu terjengkang, minuman yang disuguhkanpun tumpah membasahi bajunya.
Gombloh membantu tamu bernasib malang itu untuk berdiri dan segera membersihkan tumpahan air minum.
"Wah, mohon maaf, memang kami belum punya meja...," Ucap istrinya. Meski begitu, kejadian itu membuat gemuruh tawa seisi ruang tamu. Selanjutnya, ketika tamu-tamu itu pulang, Gombloh terlihat merenung seorang diri. Masa-masa awal pernikahan, kesulitan ekonomi dan perenungannya itu membawa Gombloh masuk ke dalam periode dimana ia menekan idealismenya dan mulai berkompromi dengan selera pasar.
"Saya harus cari rejeki buat keluarga..."
#gombloh #soedjarwotosoemarsono #memoriesofgombloh #mogers #legendasurabaya #musisilegendaris #musisijadul #musisisurabaya
Link