post-feature-image
HomeBERITA

= B L A M B A N G AN = Ditengah Pusaran Konflik Perang Eropa

= B L A M B A N G AN = Ditengah Pusaran Konflik Perang Eropa       Panarukan adalah tempat aman bagi persinggahan kapal Portugis dari Malu...

Warisan keindahan arsitektur masa lampau...
Kisah Ulama penikmat kulit semangka. Siapakah aku?
ULAMA PEREMPUAN NUSANTARA YANG MENGGEMPARKAN DUNIA ISLAM SYAIKHAH KHAIRIYAH HASYIM ASY’ARI
= B L A M B A N G AN = Ditengah Pusaran Konflik Perang Eropa
     
Panarukan adalah tempat aman bagi persinggahan kapal Portugis dari Maluku menuju tanah jajahannya yang baru yaitu Malaka. Sejak tahun 1526, Panarukan telah dikunjungi 20 buah kapal Portugis untuk membeli perbekalan. Hal ini disebabkan karena Blambangan yang merupakan kerajaan Hindu dianggap netral ketika Demak mendukung perjuangan kerajaan Malaka untuk bebas dari Portugis.

Sejarawan Portugis Jonno de Barros mengisahkan dalam Decada IV, buku I, bab 7, bahwa pada Juli 1528, kapal "Don Garcia Henrique" berlabuh di pelabuhan Peneruca/Panarukan untuk mengisi perbekalan sebelum melanjutkan perjalanan ke Malaka.

Sebelumnya disebutkan bahwa Bathara Majapahit Prabu Girindhawardhana yg bermusuhan dg Demak pernah mengirim dutanya (Patih Udhara) pada tahun 1512 kepada Gubernur Portugis di Malaka dengan seperangkat Gamelan dan kain Batik lewat Panarukan.

Namun ketika Portugis mulai meninggalkan Panarukan karena perlawanan yg tak pernah reda dari kesultanan Islam, maka Panarukanpun sepi. Dan pada tahun 1576 penguasa Blambanganpun akhirnya memindahkan kegiatan pelabuhan lautnya ke selat Bali yaitu di Ulupampang.

Ulupampang lebih menjanjikan karena dukungan alam -dilindungi oleh gunung sehingga aman dari serangan musuh, lautnya dalam, hasil lautnya melimpah, demikian juga hasil alam (hutan, pertanian).

Maka pantaslah Francis Drake penjelajah dunia pertama Inggris menjadikan Ulupampang di Blambangan sbg tempat untuk mengisi perbekalan pada tahun 1579. Dan sepuluh tahun kemudian Thomas Candish, penjelajah Inggris lainnya membawa kapal dagang "Preety" dan "Wilhems" singgah di Blambangan pada 1 sd 16 Maret tahun 1588.

Selama dua minggu Thomas Candish tinggal di Blambangan untuk membeli logistik, kemudian berlayar melanjutkan perjalanan ke Maluku untuk merebut pulau Banda yang mulai ditinggalkan oleh Portugis sebelum akhirnya direbut oleh Belanda.

Dengan demikian sebenarnya Francis Drake maupun Thomas Candish telah lebih dahulu mendarat di ULUPAMPANG pd th 1579 dan 1588 daripada Cornelis de Houtman (pelaut Belanda), yang mendarat di Banten pada tahun 1596

Francis Drake adalah orang Inggris pertama yang mengelilingi dunia. Karirnya semakin melesat, setelah sebagai wakil pimpinan armada Inggris, dia mampu mengalahkan armada Spanyol pada tahun 1588. Kekalahan armada Spanyol dari Inggris, menjadi faktor penting bagi kemerdekaan kerajaan Belanda dari penjajahan Spanyol selama 80 tahun.

Setelah merdeka dari Spanyol, seorang pelaut Belanda yang pernah mengikuti perjalanan Portugis ke Nusantara, yaitu Cornelis de Houtman dipercaya menjadi pimpinan expedisi Belanda menuju Nusantara pada 2 April 1595.

Cornelis de Houtman menempuh perjalanan sesuai perjalanan yang dilakukan oleh Portugal, sehingga mendarat di Banten pada tahun 1596 dan membeli rempah-rempah di Banten.

Keuntungan yang luar biasa dari perdagangan rempah-rempah mendorong Belanda segera membentuk badan dagang VOC (Vereenigde Oostinsche Companya) pada 20 Maret 1602, meniru pembentukan The British East India Company (EIC) yang telah terbentuk pada 13 Desember 1600.

Berbeda dengan EIC yang dibentuk Inggris sebagai badan dagang murni ,VOC yang dibentuk Belanda diberi kewenangan yang melebihi sebagai badan dagang yaitu memiliki tentara, dan berhak menduduki suatu wilayah dan membentuk pemerintahan sendiri.

Hal ini mungkin disebabkan, karena Belanda baru saja merdeka dari Spanyol (1588), sehingga membutuhkan banyak dana untuk membangun negeri bawah laut yang miskin ini.

Tetapi kekuasan besar yang diberikan ini mendorong VOC tidak lagi hanya berdagang dengan Banten tetapi malah menduduki Banten pada tahun 1610 dan menetapkan Bolt sebagai Gubernur Banten. Kemudian Bolt pun merebut Jayakarta, dan memindahkan kantor Gubernur dari Banten ke Jayakarta dan menjadikan Jayakarta (Batavia) sebagai ibukota di Hindia Timur. (History of Java xviii).

Ketika VOC berhasil menguasai Banten pada tahun 1600 dan mengusir EIC (badan dagang Inggris) dari Banten, Batavia dan Banda pada tahun 1625, maka Inggris pun mulai mencari pijakan baru di Nusantara.

Karena Inggris telah memiliki pijakan dan hubungan yang sangat baik dengan pihak penguasa Blambangan sejak tahun 1600, maka Inggris hanya membutuhkan pijakan lain di Sumatera yaitu di Bengkulu dengan berlayar menyusuri pantai barat Sumatera dan Samudera Hindia (selatan Jawa) menuju Ulupampang.

Disisi lain penguasaan VOC atas laut Jawa ternyata sangat menindas pedagang Nusantara Timur yang telah lama memiliki hubungan baik dengan kerajaan Melayu, China, dan India, sehingga mereka pun memilih lewat lautan Hindia (selatan Jawa) dan menjadikan Ulupampang sebagai pelabuhan persinggahan. Maka Ulupampang pun menjadi pelabuhan yang ramai karena menjadi pertemuan para pedagang Nusantara dan Inggris.

Ini terbukti sejak awal tahun 1600-an Ulupampang mampu mengekspor, sarang burung walet seharga f 4000, bahan lilin 10 pikul, dan beras 600 ton setiap tahun. Dan kehadiran pedagang Inggris semakin sering pada masa Jaya Blambangan, yaitu pada masa Susuhunan Tawangalun (1655 sd 1690). Pada masa Susuhunan Tawangalun ini kehadiran pedagang Inggris menjadi setiap enam bulan sekali.

Kehadirann pedagang Inggris yang sangat sering tersebut, menimbulkan kekawatiran VOC sehingga VOC mengirim utusan Jeremias van Vliet menghadap Susuhunan Tawangalun pada tahun 1690. Tapi permintaan hubungan ini tidak ada kelanjutannya. Dan VOC pun marah besar serta memutar balikkan fakta bahwa selat Bali rusuh dan penuh kekacauan.

Ternyata pernyataan itu harus ditafsirkan bahwa Ulupampang telah menjadi tempat yang paling sering dikunjungi kapal kapal Inggris untuk melanjutkan perjalanannya ke Timur menuju Pasir dan Banjarmasin.

Pantaslah hal itu telah merubah motivasi Inggris, kalau awalnya hanya sebagai tempat persinggahan maka pada tahun 1760, Ulu Pampang/Blambangan mulai dilirik sebagai tempat berpijak.

Pada tahun 1765, konsul EIC pun merekomendasikan beberapa pelabuhan yang cukup tepat untuk pendirian perwakilan perdagangan EIC, termasuk di Blambangan.

Dan pada bulan Agustus 1766 tiga kapal besar Inggris diikuti lima kapal belas chialoup, dan dua puluh lima pecalang dan seratus kapal yang lebih kecil, membawa pelaut bugis dan Madura tiba di Blambangan di bawah komando Edward Coles.

Thomas Stanford Raffless menjelaskan bahwa setelah itu, seorang berkebangsaan Inggris, Mr.Yesse, mulai membangun pemukiman di Blambangan. Pemukiman itu dinilai sangat tepat. Demikian baiknya tempat itu sehingga tempat tersebut disamakan kedudukannya dengan Pinang di Malaya.

Tetapi kemudian Mr Yesse diangkat menjadi Residen di Borneo, sehingga pembangunan pemukiman itu dihentikan dan dinyatakan gagal. Thomas Stanford Raffless menyesalkan kegagalan pembangunan pemukiman itu.

Pembangunan pemukiman Militer Inggris inilah yang nantinya menjadi pemicu penyerbuan VOC ke Blambangan. Dan penyerbuan VOC ke Blambangan telah direncanakan sangat matang. Dan baru dilakukan setelah Mataram, Surabaya dan Madura bersedia membantu. Maka penyerbuan ke Blambangan pun dilaksanakan dengan armada yang sangat besar.

Penyerbuan pertama yang dipimpin Erdwiyn Blanke misalnya terdiri atas 25 buah kapal besar dan puluhan kapal kecil, yang memuat 335 serdadu Eropa, dan 3.000 laskar Madura, Mataram, Pasuruan, menggempur Panarukan pada tanggal 27 Pebruari 1767.

Pasukan ini membumi hanguskan Panarukan dan merebut Banyualit pada 31 Maret 1767. Dan Blambangan pun jatuh ketangan VOC.

Pengiriman armada yang sangat besar ini menjadi tidak masuk akal lagi karena jumlah penduduk Blambangan pada saat itu diperkirakan hanya 20.000

Jika jumlah penduduk Blambangan 20 ribu, maka dipastikan maximal jumlah laki dewasa adalah 5000. (berdasar statistik normal). Jika dalam masa tidak damai atau terjadi perebutan kekuasaan maka jumlahnya akan jauh berkurang, katakan 4 ribu. Dan dari jumlah tersebut, tentara kerajaan yang terlatih hanya maximal 20% atau 800 0rang.

Ternyata meskipun VOC telah mengerahkan armada yang sangat besar, kemudian menguasai Blambangan dengan cepat, kemudian membangun benteng di Banyualit, tetapi satu tahun kemudian timbul pemberontakan Wong Agung Wilis yg mengagetkan pihak Belanda.

Dan menjadi pertanyaan besar mengapa untuk memadamkan pemberontakan ini sekali lagi VOC mendatangkan bantuan armada yang tidak kalah besarnya dari yang pertama.

Bantuan ini dipimpin A. Groen dengan membawa 13 kapal yang memuat 302 orang serdadu Eropa, 1000 orang laskar Madura, 400 orang dari Surabaya, 1700 laskar Lumajang.

Blambangan akhirnya kalah dan Wong Agung Wilis tertangkap, kemudian dibuang ke Banda pada tanggal 6 September 1768.

Tahun 1770 Eropa digemparkan oleh berita penemuan benua baru* oleh James Cook yang kemudian disebut Australia (The Richards Company Inc New York, volume 5.543).

Dengan ditemukannya Australia, kini kedudukan Blambangan semakin penting, karena untuk berhubungan antara titik titik jajahan Inggris di China dengan Australia itu, Inggris tentu harus menempuh jalur melingkar melalui selat Bali, Madura timur, Selat Makassar. Hal ini karena selat Malaka, laut China, dan laut Jawa telah dikuasai Belanda.

Dengan demikian posisi Blambangan menjadi sangat penting bagi penguasaan jajahan Inggris di Asia dan Australia, bagi penguasaan kekayaan yang tersimpan di bumi Sumatra dan Borneo serta support logistik dan pengamanan jalur perhubungan dengan Australia.

Pada tahun itu juga ternyata wong Agung Wilis dapat meloloskan diri dari penawanan Belanda di pulau Banda, kemudian tinggal di Bali, sehingga wong Agung Wilis, dapat dinyatakan sebagai satu-satunya tahanan VOC yang dapat meloloskan diri.

Dan pada tahun 1771 muncul pemberontakan Pangeran Rempeg Jagapati yang disebut juga Pseduo Wilis. Yang membuktikan betapa masih kuatnya pengaruh Wong Agung Wilis.

Sekali lagi sumber-sumber Belanda meremehkan sebab dan kekuatan pemberontak, dengan mengatakan pemberontakan itu hanya disebabkan oleh perbuatan Mas Rempeg yang telah melarikan istri bupati.

Tetapi VOC sekali lagi mendatangkan bantuan tentara yang sangat besar dari Surabaya. Pada tgl 14 Desember 1771, VOC mempersiapkan sekitar 2.000 laskar Madura, dibawah pimpinan Alap Alap, seorang tentara pribumi profesional VOC yang diperkuat dengan pasukan meriam Belanda dipimpin oleh Kapten, Vaandrig Schaar dan Cornet Tinne seorang perwira tamatan Akademi Perancis yang terbaik di dunia.

Namun kekuatan tentara VOC yang sedemikian hebat itu dapat dipukul mundur oleh para pejuang Blambangan, bahkan Kapten Vandrig Schaar dan Cornet Tinne terbunuh. Karena itulah VOC kemudian menghentikan penyerbuan selama 11 bulan.

Baru pada tgl 1 Oktober 1772, VOC mendatangkan lagi sekitar 5.000 laskar termasuk beberapa serdadu Eropa untuk menggempur pemberontak.

Tanpa mengurangi keyakinan atas keberanian serta strategi laskar Blambangan yang diakui oleh para sejarawan, ternyata ada keterlibatan Inggris dalam pemberontakan ini.

Hal ini menjadi semakin jelas, ternyata para pejuang Blambangan mampu membangun pertahanan di Nusa Barong pada tahun 1773 dengan persenjataan yang sangat canggih yaitu memiliki 8 kapal yang dilengkapi masing-masing dengan sepucuk meriam, dan 100 pucuk senapan. Saat itu, Nusa Barong mampu menampung 3.000 penduduk.

Lebih meyakinkan lagi keterlibatan Inggris ketika akhirnya merebut Bengkulu dan mendirikan Benteng Malborough, benteng terbesar kedua di Asia sebagai basecamp pertahanan.

Sesuai catatan pada British Library and India Office Collections, pada tahun 1790 benteng tersebut menyerupai sebuah kota kecil, dihuni oleh para petinggi atau perwira senior tentara Inggris dan pegawai sipil bersama keluarganya dan dilengkapi pencatatan perkawinan, pembaptisan dan kematian penduduk.

Catatan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh VOC untuk menaklukan Blambangan senilai 80 ton emas, seperti ditulis J.K.J. de Jonge pada 1883, dikutip surat Gubernur Jenderal Reiner de Klerk kepada pemimpin VOC tertanggal 31 Desember 1781 yang menunjukkan perang ini adalah perang besar dan penting.

Sedemikian pentingnya sehingga VOC mengabaikan kegaduhan besar di Eropa ketika Napoleon mulai bergerak menguasai Eropa. Mengapa VOC sedemikian gigih mempertahankan Blambangan, mungkin karena takut Blambangan direbut Inggris? Atau karena hanya tinggal Blambangan di Jawa ini yang belum takluk kepada VOC sehingga menjadi semacam duri yang harus segera dilenyapkan.

Akhirnya ketika rakyat Blambangan mengadakan perlawanan gigih, maka VOC pun melakukan Tumpas Kelor atau Genocida sebagaimana ditulis oleh Raffles. Dimana jumlah penduduk Blambangan pada tahun 1750 sebanyak 80.000 jiwa tetapi pd tahun 1811 merosat menjadi 8.000 jiwa.

Tetapi rupanya VOC telah sampai pada titik nadirnya, VOC yang rakus mengeruk keuntungan, dan sangat kejam terhadap negeri jajahan ternyata tidak mampu membendung kerakusan pegawainya, mereka melakukan korupsi besar besaran, sehingga VOC deficit dan akhirnya VOC bangkrut pada tahun 1791.

Tiga tahun kemudian pada tahun 1794 Belanda menjadi jajahan Perancis (Napoleon Bonaparte) sampai tahun 1815. Dan Belandapun harus menyerahkan Nusantara pada Perancis, yang kemudian mengangkat Daendels menjadi Gubernur Jendral Nusantara. Maka bendera Belanda diturunkan dan bendera Perancis berkibar di Nusantara.

Perang antara Eropa dan Perancis rupanya tidak terbatas di Eropa tetapi juga terjadi di negeri Jajahan dan Nusantara tidak terlepas dari percaturan itu.

Nusantara tentu sangat diperhitungkan dalam kontribusinya ke Perancis, apalagi Daendels langsung menerapkan kerja rodi untuk membangun perkebunan, membuka jalan antara Anyer Panarukan untuk memperlancar arus logistik dari daerah pedalaman ke pelabuhan-pelabuhan. Semua itu dilakukan, untuk memeras Nusantara dan hasilnya digunakan untuk membantu biaya perang negeri Perancis di Eropa.

Keyakinan betapa pentingnya Nusantara guna mematahkan kekuatan Perancis di Eropa itulah yang membuat Gubernur Jendral India Lord Minto, akhirnya menyetujui saran Stanford Raffles untuk merebut Nusantara. Dan akhirnya Inggris menguasai Nusantara.

Sir Stanford Raffles diangkat sebagai Letnan Jendral Gubernur Nusantara pada tahun 1811 sampai dengan 1816. Pada saat Sir Stanford Raffless menjadi Letnan Gubernur Jendral Nusantara.

Selain memutus logistik Perancis dari Nusantara, pada masa itu di Australia sedang dimulai explorasi emas pada tahun 1800, yang berdampak semakin padatnya pelayaran antara Inggris dan Australia.

Dengan demikian, peranan Blambangan untuk mendukung padatnya pelayaran antara Inggris ke Australia menjadi sangat penting.

Dalam bukunya History of Java, Sir Stanford Raffles menyatakan kekagumannya pada tanah Blambangan. Di Blambangan, Raffless menemukan patung perunggu dan pohon beracun (Anchar, Linneaus) yang terbesar di dunia. Dan pohon itu hanya tumbuh di tanah yang subur (Thomas Stanford Rafless History of Java. 2008.30).

Oleh karena itu patut diduga bahwa dia adalah satu satunya Gubernur Jendral yang mengunjungi Blambangan.

Demikian pentingnya Blambangan bagi Raffless, maka dia membangun kembali jalan kerajaan Blambangan dari Banyuwangi ke Kalibaru, dan membangun kembali kota Banyuwangi yang jejaknya masih nampak sampai saat ini.

Disamping itu juga membuka perkebunan kopi, teh, di tepi G. Raung (Gleenmore, Gleen levish, Gleeennaloch) dan perkebunan pisang serta pabrik beras (antara lain pabrik beras Gladak). Pelabuhan Banyuwangi juga dibangun kembali.

Diduga kuat pembangunan ini untuk mendukung explorasi emas yang dilakukan di Australia 1800. (Richards Tropical Encyclopedia, The Richards Company Inc New York, volume 5.543).

Kapal Inggris yang akan ke Australia dan sebaliknya hanya memiliki tempat persinggahan Afrika Selatan, Yaman/emirat Arab, India, dan Bengkulu.

Dari Bengkulu ke Australia masih harus menempuh puluhan ribu Kilometer, maka Blambanganlah daerah di tepi Lautan India yang dianggap paling subur dan mampu memenuhi kebutuhan Logistik perjalanan kapal Inggris.

Credits  link https://www.facebook.com/groups/1625189314373879/permalink/3082313278661468/




= B L A M B A N G AN = Ditengah Pusaran Konflik Perang Eropa

Nama

akordeon akordion alat cukur alat musik Alat tukang Almari alu Ampli ampli gitar antik artikel asam urat asbak baki Ballpoint bandung batu akik Bel bel andong belati Bell Berira BERITA berita & artikel binocular bmw bogor Boneka borgol botol bsa BTS Tower bukittinggi buku c50 C70 Camera video cangkir ceret cermin cetakan cirebon classic Corolla cukit cukuran Dakon demak depok dinamo dinamo sepeda diorama Dipan dkw Dokar dokumen dongkrak Doop drum elektronik emblem fiat foto furniture gading gagang pintu Game watch gantungan Gauswheel gebyok Gelas Gembok Gerobak Gilingan keju gilingan kopi Gitar Gitar elektrik Gitar listrik globe gosokan gramaphone guci gunting Gus Baha' Handle pintu hape headset helm herbal hiasan Holden Honda hp humor Ibanez info Iras jadul jakarta jaket jam Jam dinding jam tangan jember jendela jirigen jogja joglo kaca kacamata Kalkulator kalung kamera Kamera video kapstok kaset kayu kediri kendal kesehatan kinangan Kipas angin klakson klasik klaten klonengan sapi koin Kombi koper Korek kotak kudus kuliner Kunci kuningan kursi Kursi tamu kusen Lambretta lamongan lampu Lampu dokar lampu minyak lampu sepeda lampung langka Lelang Lemari lepek logam lokomotif lowongan lumpang madiun magelang magetan mainan majalah malang malng mangkok Marmer maskot mebel meja Meja kursi mesin hitung mesin jahit mesin kasir mesin ketik mic Miniatur mobil Mobil-mobilan moped motor musik nampan ngawi organ p50 Pagar Pajangan part motor patung patung kayu pedang pekalongan peluit peluru penggulung pensil penyakit peralatan perhiasan Peti peti kayu petromax Photo piano piringan piringan hitam pisau Pistol plang plang nama Plymouth promo Properti proyektor radio Rak Resep Robot Rumah sablon sabuk Sadel salatiga Salon speaker Sehat Sejarah semarang semprong senapan sendok senjata senter sepeda Sepeda anak sepeda-anak sepur Serut serutan pensil setrika sidoarjo sirine solo spion sragen stempel Stir stopwatch Stroller surabaya surat tangsel tape Tape deck tape perekam tape recorder tas tegal teko telephone telpon termos Terompet timbangan Topi Toples tower SST tv uang ukiran vespa Vw wadah walkman Wisata wonosobo
false
ltr
item
LAPAK BARANG ANTIK: = B L A M B A N G AN = Ditengah Pusaran Konflik Perang Eropa
= B L A M B A N G AN = Ditengah Pusaran Konflik Perang Eropa
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTjHUoGo10Oo_cBGnMF5Geqmo2qAnnGAJUZG2Y92EblO56_jItXNQhfh8HxAHfI3LEWTslWcqW7gwCHt2BwVr1yteLBVL0SCqqc1zsdx8KTZA33iQ24oSFnQDbuXPKvk7eHEX93ZBj-TWZ/s320/FB_IMG_1579017243303.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTjHUoGo10Oo_cBGnMF5Geqmo2qAnnGAJUZG2Y92EblO56_jItXNQhfh8HxAHfI3LEWTslWcqW7gwCHt2BwVr1yteLBVL0SCqqc1zsdx8KTZA33iQ24oSFnQDbuXPKvk7eHEX93ZBj-TWZ/s72-c/FB_IMG_1579017243303.jpg
LAPAK BARANG ANTIK
https://lapak-barangantik.blogspot.com/2020/01/b-l-m-b-n-g-ditengah-pusaran-konflik.html
https://lapak-barangantik.blogspot.com/
https://lapak-barangantik.blogspot.com/
https://lapak-barangantik.blogspot.com/2020/01/b-l-m-b-n-g-ditengah-pusaran-konflik.html
true
4768204154691306255
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago