Archive Pages Design$type=blogging

Jejak Derita Romusha Pembangun Rel Kereta Di Sumatera

#ITD_Sejarah Neraka Di Logas, Rel Kereta Berdarah Yang Dibangun Di Atas Ribuan Mayat Romusha   Logas, tak banyak orang yang pernah menden...

#ITD_Sejarah
Neraka Di Logas, Rel Kereta Berdarah Yang Dibangun Di Atas Ribuan Mayat Romusha
 
Logas, tak banyak orang yang pernah mendengar namanya, bahkan letaknya kini nyaris tak terlukiskan lagi dalam peta. Namun inilah mugkin sekeping “neraka” yang jatuh ke bumi. Daerah yang dalam sejarahnya berlumuran darah dan kini menjadi salah satu daerah paling angker dan ditakuti di jantung pulau Sumatera.

Logas adalah nama sebuah daerah pertambangan emas yang hendak dibuka dan dijangkau oleh Jepang dimasa penjajahannya di Indonesia. Para pekerja paksa (romusha) yang didatangkan dari Jawa dan orang Belanda yang menjadi tawanan perang dipaksa untuk membuka jalan, menebang pohon, memotong bukit dan selanjutnya memasang rel kereta di tengah hutan perawan yang tak pernah terjamah oleh manusia, penuh duri dan belukar dan binatang buas yang selalu mengintai mereka.

Rencana pembangunan jalur kereta ke tambang emas ini sebenarnya pertama kali direncanakan oleh pemerintah kolonial Belanda. Namun setelah mereka takluk kepada Jepang, rencana detail pembangunan jalur kereta yang bermula dari Muaro – Logas – Muara Lembu – Lipat Kain – Taratak Buluh – Tangkerang dan berujung di Pekanbaru ini jatuh ke tangan Jepang.

Jepang yang melihat jalur yang strategis dan potensi tambang emas di Logas yang sangat bisa untuk menambah pundi-pundi uang untuk biaya perang ini segera merealisasikannya.

Ratusan ribu orang pekerja didatangkan dari pulau Jawa yang pada awalnya dengan janji akan di beri gaji yang menggiurkan. Namun apa hendak dikata, ternyata mereka harus bekerja dibawah todongan bayonet tentara Jepang atau dibayangi peluru yang sewaktu-waktu dapat bersarang di dada.

Mereka diperlakukan sangat tidak manusiawi. Dengan makan sekali sehari dengan umbi-umbian yang tumbuh didalam hutan, mereka dipaksa bekerja tanpa henti. Tidak ada peralatan yang canggih, semuanya dikerjakan dengan tenaga manusia.. Menebang pohon, memotong tebing sampai memasang rel dan membuat jembatan semua dikerjakan secara manual dengan tangan dan keringat para Romusha.

Bahkan yang lebih kejam lagi, tak jarang para tawanan itu “tertimbun” atau lebih tepatnya ditimbun, karena reruntuhan tanah yang sengaja diledakkan dengan dinamit untuk membuka tanah, menggali terowongan atau memecah bukit batu tanpa peringatan terlebih dahulu. Selanjutnya rekan-rekan mereka yang lain kemudian akan menyingkirkan tanah dan batu hasil reruntuhan sekaligus mengumpulkan mayat-mayat rekan mereka yang tertimbun.

Selain itu, Asupan gizi yang sangat buruk, tidak adanya perawatan kesehatan, serangan binatang buas serta perlakuan diluar batas kemanusiaan, juga menjadi penyebab tingginya angka kematian.

Di jalur rel sepanjang hampir 220 km ini, diperkirakan lebih dari

80.000 orang romusha dan 700 orang tawanan perang berkebangsaan Belanda tewas dan berkubur di disini. Jumlah romusha yang mati ini adalah bagian terbesar dari total sekitar 100.000 orang romusha dan 5000 orang tawanan perang dipekerjakan di jalur rel ini.

Jadi bisa dibayangkan, apabila dihitung disepanjang 220 km rel kereta ini memakan korban 80.000 korban tewas, maka rata-rata korban tewas di setiap kilometer rel ini adalah sekitar 364 orang, atau dengan kata lain jika kita berjalan di rel kereta ini, maka setiap kita melangkah sejauh 3 meter saja, maka akan ada 1 mayat pekerja yang terkubur disana.

Bahkan Henk Hovinga, dalam bukunya yang berjudul “Eindstation Pekan Baru 1944-1945-Dodenspoorweg door het Oerwoud”  terbitan KITLV Leiden, secara detil mengungkap tentang tragedi ini dalam karangannya dengan kalimat “para Romusha dalam suatu neraka hijau, penuh ular, lintah darat dan harimau, lebih buruk lagi miliaran nyamuk malaria, di bawah pengawasan kejam orang-orang Jepang dan pembantu mereka orang Korea”.

Namun kenyataannya biaya mahal dan darah yang ditumpahkannya dalam pembangunan “Rel Kereta Maut” ini sangatlah tidak sebanding dengan manfaat yang dapat dihasilkannya. Jalur rel kereta ini juga tercatat sebagai jalur kereta yang paling singkat umur pemakaiannya.

Rel ini diresmikan pada 15 Agustus 1945, hanya 2 hari sebelum kemerdekaan Indonesia dan Jepang dinyatakan takluk kepada Sekutu. Sebuah rangkaian kereta yang mengangkut sisa-sisa romusha yang beruntung karena masih hidup, menjadi kereta yang pertama sekaligus menjadi yang terakhir yang melintasi “Jalur Berdarah” ini. Kereta berjalan pelan meninggalkan lebatnya belantara hutan Sumatera, meninggalkan jasad-jasad rekan-rekan mereka yang terkubur di bawah lintasan kereta.

Hingga kini hanya ada sisa puing-puing besi rel dan kereta yang teronggok kaku dan menjadi saksi bisu betapa kejamnya perbudakkan manusia yang terjadi puluhan tahun silam di luar nalar dan logika kemanusiaan.

Heningnya belantara hutan Sumatera dan angkernya nama Logas, menjadi Satu-satunya monumen pengingat untuk mereka yang kini telah dilupakan….

source:nulis.co.id

Jejak Derita Romusha Pembangun Rel Kereta Di Sumatera




COMMENTS

BLOGGER: 1
Loading...
Nama

akordeon akordion alat cukur alat musik Alat tukang Almari alu Ampli ampli gitar antik artikel asam urat asbak baki Ballpoint bandung batu akik Bel bel andong belati Bell Berira BERITA berita & artikel binocular bmw bogor Boneka borgol botol bsa BTS Tower bukittinggi buku c50 C70 Camera video cangkir ceret cermin cetakan cirebon classic Corolla cukit cukuran Dakon demak depok dinamo dinamo sepeda diorama Dipan dkw Dokar dokumen dongkrak Doop drum elektronik emblem fiat foto furniture gading gagang pintu Game watch gantungan Gauswheel gebyok Gelas Gembok Gerobak Gilingan keju gilingan kopi Gitar Gitar elektrik Gitar listrik globe gosokan gramaphone guci gunting Gus Baha' Handle pintu hape headset helm herbal hiasan Holden Honda hp humor Ibanez info Iras jadul jakarta jaket jam Jam dinding jam tangan jember jendela jirigen jogja joglo kaca kacamata Kalkulator kalung kamera Kamera video kapstok kaset kayu kediri kendal kesehatan kinangan Kipas angin klakson klasik klaten klonengan sapi koin Kombi koper Korek kotak kudus kuliner Kunci kuningan kursi Kursi tamu kusen Lambretta lamongan lampu Lampu dokar lampu minyak lampu sepeda lampung langka Lelang Lemari lepek logam lokomotif lowongan lumpang madiun magelang magetan mainan majalah malang malng mangkok Marmer maskot mebel meja Meja kursi mesin hitung mesin jahit mesin kasir mesin ketik mic Miniatur mobil Mobil-mobilan moped motor musik nampan ngawi organ p50 Pagar Pajangan part motor patung patung kayu pedang pekalongan peluit peluru penggulung pensil penyakit peralatan perhiasan Peti peti kayu petromax Photo piano piringan piringan hitam pisau Pistol plang plang nama Plymouth promo Properti proyektor radio Rak Resep Robot Rumah sablon sabuk Sadel salatiga Salon speaker Sehat Sejarah semarang semprong senapan sendok senjata senter sepeda Sepeda anak sepeda-anak sepur Serut serutan pensil setrika sidoarjo sirine solo spion sragen stempel Stir stopwatch Stroller surabaya surat tangsel tape Tape deck tape perekam tape recorder tas tegal teko telephone telpon termos Terompet timbangan Topi Toples tower SST tv uang ukiran vespa Vw wadah walkman Wisata wonosobo
false
ltr
item
LAPAK BARANG ANTIK: Jejak Derita Romusha Pembangun Rel Kereta Di Sumatera
Jejak Derita Romusha Pembangun Rel Kereta Di Sumatera
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTpDbVoNVUxdagBLVE7kfUBHyEsWG0QQeR9AllVdAlno6sCkho2NCAoPPsZ2kAvrequH1qQDCS7ekBqCc2xtAqJ_uVF2drPNxIPaVdUX9d7oC4dCMGTN296qZbzuEj-Fj1dBraR3JT99Ln/s320/FB_IMG_1566124205295.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTpDbVoNVUxdagBLVE7kfUBHyEsWG0QQeR9AllVdAlno6sCkho2NCAoPPsZ2kAvrequH1qQDCS7ekBqCc2xtAqJ_uVF2drPNxIPaVdUX9d7oC4dCMGTN296qZbzuEj-Fj1dBraR3JT99Ln/s72-c/FB_IMG_1566124205295.jpg
LAPAK BARANG ANTIK
https://lapak-barangantik.blogspot.com/2019/08/jejak-derita-romusha-pembangun-rel.html
https://lapak-barangantik.blogspot.com/
https://lapak-barangantik.blogspot.com/
https://lapak-barangantik.blogspot.com/2019/08/jejak-derita-romusha-pembangun-rel.html
true
4768204154691306255
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago