==Ellyas Pical Juara Dunia Tinju IBF== Ellyas Pical lahir di Ullath, Saparua, Maluku Tengah, Maluku, pada 24 Maret 1960 (umur 59 tahun) ad...
==Ellyas Pical Juara Dunia Tinju IBF==
Ellyas Pical lahir di Ullath, Saparua, Maluku Tengah, Maluku, pada 24 Maret 1960 (umur 59 tahun) adalah petinju asal Indonesia yang merupakan juara dunia pertama dari Indonesia. Ellyas Pical juga merupakan putera daerah anak negeri Ullath, ia merupakan keturunan dari keluarga besar Pical.
Ia merebut gelar juara IBF kelas bantam yunior (atau kelas super terbang) dari petinju Korea Chun Ju-do di Jakarta pada tanggal 3 Mei 1985.
Mengenakan ikat kepala berwarna merah darah dan berjubah hitam mengkilat, Elly naik ke atas ring. Mirip pendekar dalam lakon-lakon silat. Pada hari itu, berdasarkan laporan majalah Tempo berjudul "Ale Mesti Mati, Hook Beta Sudah...", ada 17.000 orang berkerumun di Istora Senayan, mengiringi Elly dengan lagu-lagu perjuangan macam "Halo-Halo Bandung" dan "Maju Tak Gentar". Sebuah suasana yang tentu saja membikin berdiri bulu roma. Ini adalah pertandingan penting buat karir Elly dalam kontes adu jotos. Dalam waktu lima belas ronde, Elly harus merebut gelar juara tinju dunia kelas bantam junior versi IBF, yang dipegang lawannya, Ju Do Chun. Meski bertanding dalam status petinju profesional, Elly menanggung harapan besar rakyat Indonesia di sarung tinjunya.
Credits https://www.facebook.com/groups/indonesiatempodoeloe/permalink/10157371400498104/
Ellyas Pical lahir di Ullath, Saparua, Maluku Tengah, Maluku, pada 24 Maret 1960 (umur 59 tahun) adalah petinju asal Indonesia yang merupakan juara dunia pertama dari Indonesia. Ellyas Pical juga merupakan putera daerah anak negeri Ullath, ia merupakan keturunan dari keluarga besar Pical.
Ia merebut gelar juara IBF kelas bantam yunior (atau kelas super terbang) dari petinju Korea Chun Ju-do di Jakarta pada tanggal 3 Mei 1985.
Mengenakan ikat kepala berwarna merah darah dan berjubah hitam mengkilat, Elly naik ke atas ring. Mirip pendekar dalam lakon-lakon silat. Pada hari itu, berdasarkan laporan majalah Tempo berjudul "Ale Mesti Mati, Hook Beta Sudah...", ada 17.000 orang berkerumun di Istora Senayan, mengiringi Elly dengan lagu-lagu perjuangan macam "Halo-Halo Bandung" dan "Maju Tak Gentar". Sebuah suasana yang tentu saja membikin berdiri bulu roma. Ini adalah pertandingan penting buat karir Elly dalam kontes adu jotos. Dalam waktu lima belas ronde, Elly harus merebut gelar juara tinju dunia kelas bantam junior versi IBF, yang dipegang lawannya, Ju Do Chun. Meski bertanding dalam status petinju profesional, Elly menanggung harapan besar rakyat Indonesia di sarung tinjunya.
Credits https://www.facebook.com/groups/indonesiatempodoeloe/permalink/10157371400498104/