Muhammad Saw., sosok yang tak pernah kering disauk, ditimba, dan digali sejarah kehidupannya
Re-post dari FB https://www.facebook.com/faried.aljufry
Menyambut Hari Lahir Kanjeng Nabi Muhammad Saw., kami kabarkan sebuah karya terjemahan Buya Dr. Muhammad Nursamad Kamba, dari kitab karya Dr. Husain Mu'nis, Dirasat fi al Sirah al Nabawiyyah, akan segera terbit buat Kalian semua. Kata pengantar buku ini ditulis oleh: Emha Ainun Nadjib (Cak Nun).
Kita mengatasnamakan Nabi Saw. untuk urusan-urusan pribadi atau kelompok. Begitu juga orang yang ‘tidak mengenal’ dan tidak mengimani kenabiannya gemar menghina-hina dan menggambarkan sosoknya secara negatif.
Muhammad Saw., sosok yang tak pernah kering disauk, ditimba, dan digali sejarah kehidupannya. Pribadi yang dipilih Tuhan, namun hadir menampilkan sisi-sisi kemanusiaan. Tak sedikit dari umat muslim memujanya dengan emosionalisme meluap-luap, meskipun tak cukup paham akan sisi-sisi historisitasnya.
Benarkah Nabi Saw. ummî—dalam arti buta aksara dan tidak bisa baca-tulis? Bagaimana keseharian hidup Nabi Saw.? Bagaimana sesungguhnya Nabi Saw. menerima wahyu dan mengaktualisasikannya dalam kehidupan nyata? Bagaimana Nabi Saw. mengubah karakter dan tatanan masyarakat Arab dari asalnya biadab (badâwah) menjadi beradab (hadhârah)? Bagaimana seharusnya kita meneladani kehidupan beliau untuk zaman now?
Buku ini unik dan beda. Membahas secara ilmiah, mendalam, dan kritis tentang perjalanan hidup Nabi Muhammad Saw. dengan referensi yang akurat dan lengkap. Buku ini secara genuine melaporkan dakwah Nabi Saw. periode Makkah dan Madinah, proses turunnya wahyu, perang, tentang kesehatan, dan kewafatan beliau.
Hal yang lebih menarik lagi, isinya tak sungkan mengkritik buku-buku sirah terdahulu, yang kerap ditulis ‘teramat’ hati-hati namun cenderung tak cermat. Akibatnya justru merugikan, karena banyak celah yang bisa dipelintir oleh para orientalis untuk melemahkan Islam. Penulis membeberkan Sejarah Nabi Saw. secara pas, adil, dan obyektif, tanpa menambah dan mengurangi, serta tak satupun merujuk buku yang ditulis oleh para orientalis.
Allahumma Shalli 'ala Sayyidina Muhammad Wa Ali Sayyidina Muhammad.
Menyambut Hari Lahir Kanjeng Nabi Muhammad Saw., kami kabarkan sebuah karya terjemahan Buya Dr. Muhammad Nursamad Kamba, dari kitab karya Dr. Husain Mu'nis, Dirasat fi al Sirah al Nabawiyyah, akan segera terbit buat Kalian semua. Kata pengantar buku ini ditulis oleh: Emha Ainun Nadjib (Cak Nun).
Kita mengatasnamakan Nabi Saw. untuk urusan-urusan pribadi atau kelompok. Begitu juga orang yang ‘tidak mengenal’ dan tidak mengimani kenabiannya gemar menghina-hina dan menggambarkan sosoknya secara negatif.
Muhammad Saw., sosok yang tak pernah kering disauk, ditimba, dan digali sejarah kehidupannya. Pribadi yang dipilih Tuhan, namun hadir menampilkan sisi-sisi kemanusiaan. Tak sedikit dari umat muslim memujanya dengan emosionalisme meluap-luap, meskipun tak cukup paham akan sisi-sisi historisitasnya.
Benarkah Nabi Saw. ummî—dalam arti buta aksara dan tidak bisa baca-tulis? Bagaimana keseharian hidup Nabi Saw.? Bagaimana sesungguhnya Nabi Saw. menerima wahyu dan mengaktualisasikannya dalam kehidupan nyata? Bagaimana Nabi Saw. mengubah karakter dan tatanan masyarakat Arab dari asalnya biadab (badâwah) menjadi beradab (hadhârah)? Bagaimana seharusnya kita meneladani kehidupan beliau untuk zaman now?
Buku ini unik dan beda. Membahas secara ilmiah, mendalam, dan kritis tentang perjalanan hidup Nabi Muhammad Saw. dengan referensi yang akurat dan lengkap. Buku ini secara genuine melaporkan dakwah Nabi Saw. periode Makkah dan Madinah, proses turunnya wahyu, perang, tentang kesehatan, dan kewafatan beliau.
Hal yang lebih menarik lagi, isinya tak sungkan mengkritik buku-buku sirah terdahulu, yang kerap ditulis ‘teramat’ hati-hati namun cenderung tak cermat. Akibatnya justru merugikan, karena banyak celah yang bisa dipelintir oleh para orientalis untuk melemahkan Islam. Penulis membeberkan Sejarah Nabi Saw. secara pas, adil, dan obyektif, tanpa menambah dan mengurangi, serta tak satupun merujuk buku yang ditulis oleh para orientalis.
Allahumma Shalli 'ala Sayyidina Muhammad Wa Ali Sayyidina Muhammad.