Emmy Saelan, wanita kelahiran Desa Malangke, Luwu, Sulawesi Selatan pada tanggal 15 Oktober 1924, ada yang menyebutkan beliau lahir di Makas...
Emmy Saelan, wanita kelahiran Desa Malangke, Luwu, Sulawesi Selatan pada tanggal 15 Oktober 1924, ada yang menyebutkan beliau lahir di Makassar.
Beliau adalah seorang Pahlawan Nasional yang namanya mungkin kurang di kenal di dalam Sejarah Indonesia. Kisah heroiknya membuat siapapun bergetar hatinya, sekaligus kagum dengan sosok perempuan yang tidak mengenal rasa takut melawan penjajah Belanda di saat Perang Kemerdekaan.
Di saat agresi militer II Belanda, Emmy bergabung dengan Lasykar Pejuang yang bernama: "Harimau Indonesia". Laskar ini di pimpin oleh seorang Pahlawan Nasional juga, yaitu Robert Wolter Monginsidi.
Emmy memimpin sejumlah 40 orang pejuang untuk bertempur di Kampung Kasi-Kasi. Dari 40 orang, hanya satu orang bersenjatakan api. Sisanya menggunakan senjata tradisional. Ketika pertempuran pecah, Emmy dan anak buahnya terkepung oleh pasukan Belanda. Belanda saat itu mengerahkan kendaraan tempurnya dan bersenjatakan lengkap. Semua pejuang gugur dalam pertempuran tersebut, dan hanya Emmy yang selamat.
Di akhir pertempuran, dia melihat rekan-rekan seperjuangannya gugur. Dengan perasaan kesal dan tidak ingin menyerah kepada Belanda. Dia mengenggam granat yang tersisa, tanpa berfikir panjang dia lari ketengah-tengah pasukan Belanda dan meledakkan diri. Menewaskan beberapa pasukan Belanda, termasuk dirinya. Pasukan Belanda yang terdiri dari pasukan KNIL pribumi Indonesia merasa senang dengan gugurnya para pejuang, terutama dengan gugurnya Emmy Saelan.
Pertempuran tersebut terjadi tanggal 23 Januari 1947, Emmy gugur di usia 23 tahun. Makassar pun berkabung, termasuk pribadi seorang pemimpin Robert Wolter Monginsidi. Wanita berparas cantik itu harus gugur meninggalkan kisah keberanian dan pantang menyerah kepada kita. Membuktikan jika seorang wanita juga memiliki semangat juang melawan penjajah sampai titik darah penghabisan.
Beliau adalah seorang Pahlawan Nasional yang namanya mungkin kurang di kenal di dalam Sejarah Indonesia. Kisah heroiknya membuat siapapun bergetar hatinya, sekaligus kagum dengan sosok perempuan yang tidak mengenal rasa takut melawan penjajah Belanda di saat Perang Kemerdekaan.
Di saat agresi militer II Belanda, Emmy bergabung dengan Lasykar Pejuang yang bernama: "Harimau Indonesia". Laskar ini di pimpin oleh seorang Pahlawan Nasional juga, yaitu Robert Wolter Monginsidi.
Emmy memimpin sejumlah 40 orang pejuang untuk bertempur di Kampung Kasi-Kasi. Dari 40 orang, hanya satu orang bersenjatakan api. Sisanya menggunakan senjata tradisional. Ketika pertempuran pecah, Emmy dan anak buahnya terkepung oleh pasukan Belanda. Belanda saat itu mengerahkan kendaraan tempurnya dan bersenjatakan lengkap. Semua pejuang gugur dalam pertempuran tersebut, dan hanya Emmy yang selamat.
Di akhir pertempuran, dia melihat rekan-rekan seperjuangannya gugur. Dengan perasaan kesal dan tidak ingin menyerah kepada Belanda. Dia mengenggam granat yang tersisa, tanpa berfikir panjang dia lari ketengah-tengah pasukan Belanda dan meledakkan diri. Menewaskan beberapa pasukan Belanda, termasuk dirinya. Pasukan Belanda yang terdiri dari pasukan KNIL pribumi Indonesia merasa senang dengan gugurnya para pejuang, terutama dengan gugurnya Emmy Saelan.
Pertempuran tersebut terjadi tanggal 23 Januari 1947, Emmy gugur di usia 23 tahun. Makassar pun berkabung, termasuk pribadi seorang pemimpin Robert Wolter Monginsidi. Wanita berparas cantik itu harus gugur meninggalkan kisah keberanian dan pantang menyerah kepada kita. Membuktikan jika seorang wanita juga memiliki semangat juang melawan penjajah sampai titik darah penghabisan.