Saya mau bercerita lagi kisah kakek dan nenek buyut saya. Awal kedatangan kakek buyut saya Pieter dari Ambon ke Pulau Jawa pada tahun 1927...
Saya mau bercerita lagi kisah kakek dan nenek buyut saya.
Awal kedatangan kakek buyut saya Pieter dari Ambon ke Pulau Jawa pada tahun 1927 karena beliau mendaftarkan diri sebagai tentara KNIL pada 24-06-1927,sebetulnya sewaktu mendaftar umurnya belum 17 tahun tapi masih 16 tahun lebih dan menurut salah satu adik kakek saya,beliau membuang arsip2 keluarga ketika mau mendekati Pulau Jawa,menurut keluarga juga ada sedikit kekecewaan kepada ayah nya,yang membuat nya seperti itu. Dan pada tahun yang sama yaitu 1927,Pieter tinggal ke kota Magelang untuk mengikuti sekolah kader KNIL selama 1 tahun dan selanjut nya pada tahun 1928 di tugaskan ke Bandung dan bergabung dengan Batalyon Inf.15e.
Pertemuan dengan nenek buyut saya Johanna van der Meiden di Bandung ketika nenek buyut saya mengunjungi ayah nya di kantor dan bertemu dengan Pieter yg ternyata ayah nya adalah komandan Pieter. Hubungan berlanjut sampai menikah,pernikahan nya di laksanakan di Bandung pada 14-05-1932.
Ketika perang dunia ke 2 Pieter menjadi tawanan Jepang beliau di tangkap pada 08-03-1942 dan pada 7-11-1943 beliau di bawa dari Jawa ke Palembang dengan kapal France Maru 2 (transportasi kedua tawanan perang dengan kapal ini),untuk di kirim ke Singapura dan selanjut nya beberapa tawanan perang dalam kelompok ini diangkut via Singapura ke kereta api di Pekanbaru, tetapi kakek buyut saya tetap tinggal di Singapura untuk di kirim ke kamp tawanan yang berada di Thailand untuk membuat jalur kereta api dari Thailand ke Birma,tetapi tidak jadi di kirim,selanjut nya pada 15-08-1945 di bebaskan dari tahanan perang Jepang di Singapura,pada tanggal 16-08-1945 dipekerjakan sebagai Brigadir Kadet di Singapura untuk membantu layanan keamanan, tanggal 2-11-1945 beliau dipindahkan ke pasukan sekutu di Singapura.
Pada 03-05-1946 kakek buyut saya Pieter kembali ke Bandung dan sesampainya di Bandung langsung menemui anak2 dan istri nya tercinta dan istri nya pun kaget karena dia pikir suami nya sudah meninggal dunia karena di tinggalkan selama beberapa tahun. Nenek buyut saya menceritakan kepada kakek buyut saya bahwa selama Pieter menjadi tawanan Jepang,Johanna mencari Pieter melalui saudara ibu nya selama 1.5 tahun,karena Johanna sendiri sembunyi agar ia dan anak-anak nya tidak di tangkap oleh tentara Jepang . Akan tetapi Johanna tidak mendapatkan informasi dimana keberadaan suami nya,akhir nya dengan perasaan yang berat Johanna menikah lagi dengan komandan Badan Keamanan Rakyat di Bandung karena ingin menyelamatkan anak-anak nya. Mendengar penjelasan dari Johanna,kakek buyut saya merasa terpukul dan akhir nya ia memutus kan untuk bergabung kembali dengan 2e Depot Batalyon di Bandung.
Sewaktu bertugas kembali di Bandung kakek buyut saya bertemu dengan seorang wanita dan menikah kembali pada 05-12-1947. Dari pernikahan nya mempunyai 2 orang anak. Dan tahun 1950 kakek buyut saya Pieter bermigrasi ke Belanda bersama istri kedua dan kedua anak nya. Selama menjadi tentara KNIL,pangkat terakhir Pieter adalah Sersan Mayor Administrasi di Bat.Inf. XXI.
Re-post link https://www.facebook.com/groups/indonesiatempodoeloe/permalink/10157416403268104/
Awal kedatangan kakek buyut saya Pieter dari Ambon ke Pulau Jawa pada tahun 1927 karena beliau mendaftarkan diri sebagai tentara KNIL pada 24-06-1927,sebetulnya sewaktu mendaftar umurnya belum 17 tahun tapi masih 16 tahun lebih dan menurut salah satu adik kakek saya,beliau membuang arsip2 keluarga ketika mau mendekati Pulau Jawa,menurut keluarga juga ada sedikit kekecewaan kepada ayah nya,yang membuat nya seperti itu. Dan pada tahun yang sama yaitu 1927,Pieter tinggal ke kota Magelang untuk mengikuti sekolah kader KNIL selama 1 tahun dan selanjut nya pada tahun 1928 di tugaskan ke Bandung dan bergabung dengan Batalyon Inf.15e.
Pertemuan dengan nenek buyut saya Johanna van der Meiden di Bandung ketika nenek buyut saya mengunjungi ayah nya di kantor dan bertemu dengan Pieter yg ternyata ayah nya adalah komandan Pieter. Hubungan berlanjut sampai menikah,pernikahan nya di laksanakan di Bandung pada 14-05-1932.
Ketika perang dunia ke 2 Pieter menjadi tawanan Jepang beliau di tangkap pada 08-03-1942 dan pada 7-11-1943 beliau di bawa dari Jawa ke Palembang dengan kapal France Maru 2 (transportasi kedua tawanan perang dengan kapal ini),untuk di kirim ke Singapura dan selanjut nya beberapa tawanan perang dalam kelompok ini diangkut via Singapura ke kereta api di Pekanbaru, tetapi kakek buyut saya tetap tinggal di Singapura untuk di kirim ke kamp tawanan yang berada di Thailand untuk membuat jalur kereta api dari Thailand ke Birma,tetapi tidak jadi di kirim,selanjut nya pada 15-08-1945 di bebaskan dari tahanan perang Jepang di Singapura,pada tanggal 16-08-1945 dipekerjakan sebagai Brigadir Kadet di Singapura untuk membantu layanan keamanan, tanggal 2-11-1945 beliau dipindahkan ke pasukan sekutu di Singapura.
Pada 03-05-1946 kakek buyut saya Pieter kembali ke Bandung dan sesampainya di Bandung langsung menemui anak2 dan istri nya tercinta dan istri nya pun kaget karena dia pikir suami nya sudah meninggal dunia karena di tinggalkan selama beberapa tahun. Nenek buyut saya menceritakan kepada kakek buyut saya bahwa selama Pieter menjadi tawanan Jepang,Johanna mencari Pieter melalui saudara ibu nya selama 1.5 tahun,karena Johanna sendiri sembunyi agar ia dan anak-anak nya tidak di tangkap oleh tentara Jepang . Akan tetapi Johanna tidak mendapatkan informasi dimana keberadaan suami nya,akhir nya dengan perasaan yang berat Johanna menikah lagi dengan komandan Badan Keamanan Rakyat di Bandung karena ingin menyelamatkan anak-anak nya. Mendengar penjelasan dari Johanna,kakek buyut saya merasa terpukul dan akhir nya ia memutus kan untuk bergabung kembali dengan 2e Depot Batalyon di Bandung.
Sewaktu bertugas kembali di Bandung kakek buyut saya bertemu dengan seorang wanita dan menikah kembali pada 05-12-1947. Dari pernikahan nya mempunyai 2 orang anak. Dan tahun 1950 kakek buyut saya Pieter bermigrasi ke Belanda bersama istri kedua dan kedua anak nya. Selama menjadi tentara KNIL,pangkat terakhir Pieter adalah Sersan Mayor Administrasi di Bat.Inf. XXI.
Re-post link https://www.facebook.com/groups/indonesiatempodoeloe/permalink/10157416403268104/